Rabu, 30 Desember 2015

SUNNAH RASUL, MARI KITA IKUTI.


100 Perilaku Utama 
Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam
dokterfina:
shintarahayu:

little-girl-of-dad:
Imam Shadiq berkata: “Saya tidak ingin seseorang meninggal dunia sementara ia belum mengetahui sebagian perilaku Rasulullah”
1. Ketika berjalan, beliau berjalan secara pelan-pelan dan wibawa.
2. Ketika berjalan, beliau tidak menyeret langkah kakinya.
3. Pandangan beliau selalu mengarah ke bawah.
4. Beliau senantiasa mengawali salam kepada siapa saja yang dilihatnya, tidak ada seorangpun yg mendahuluinya dalam mengucapkan salam.
5. Ketika menjabat tangan seseorang, beliau tidak pernah melepaskannya terlebih dahulu.
6. Beliau bergaul dengan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap orang berpikir bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang paling mulia di mata Rasulullah.
7. Bila memandang seseorang, beliau tidak memandang sinis bak pejabat pemerintah.
8. Beliau tidak pernah memelototi wajah seseorang.
9. Beliau senantiasa menggunakan tangan saat mengiyaratkan sesuatu dan tidak pernah mengisyaratkan dengan mata atau alis.
10. Beliau lebih banyak diam dan baru akan berbicara bila perlu.
11. Saat bercakap-cakap dengan seseorang, beliau mendengarkan dengan baik.
12. Senantiasa menghadap kepada orang yang berbicara dengannya.
13. Tidak pernah berdiri terlebih dahulu selama orang yang duduk bersamanya tidak ingin berdiri.
14. Tidak akan duduk dan berdiri dalam sebuah pertemuan melainkan dengan mengingat Allah.
15. Ketika masuk ke dalam sebuah pertemuan, beliau senantiasa duduk di tempat yang akhir dan dekat pintu, bukan di bagian depan.
16. Tidak menentukan satu tempat khusus untuk dirinya dan bahkan melarangnya.
17. Tidak pernah bersandar saat di hadapan masyarakat.
18. Kebanyakan duduknya menghadap kiblat.
19. Bila di hadapannya terjadi sesuatu yg tidak disukainya, beliau senantiasa mengabaikannya.
20. Bila seseorang melakukan kesalahan, beliau tidak pernah menyampaikannya kepada orang lain.
21. Tidak pernah mencela seseorang yang mengalami kesalahan bicara.
22. Tidak pernah berdebat dan berselisih dengan siapapun.
23. Tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali bila orang tersebut bicara sia-sia dan batil.
24. Senantiasa mengulang-ulang jawabannya atas sebuah pertanyaan agar jawabannya tidak membingungkan pendengarnya.
25. Bila mendengar ucapan yg tidak baik dari seseorang, beliau tidak mengatakan mengapa si fulan berkata demikian, tapi beliau mengatakan, bagaimana mungkin sebagian orang mengatakan demikian.
26. Banyak bergaul dengan fakir miskin & makan bersama mereka.
27. Menerima undangan para abdi dan budak.
28. Senantiasa menerima hadiah, meski hanya seteguk susu.
29. Melakukan silaturrahmi lebih dari yang lain.
30. Senantiasa berbuat baik kepada keluarganya tapi tidak melebihkan mereka dari yang lain.
31. Senantiasa memuji dan mendukung pekerjaan yang baik dan menilai buruk dan melarang perbuatan yang jelek.
32. Senantiasa menyampaikan hal-hal yg menyebabkan kebaikan agama dan dunia masyarakat kepada mereka dan berkali-kali mengatakan, “Orang-orang yang hadir hendaknya menyampaikan segala yang didengarnya kepada orang-orang yang tidak hadir.”
33. Senantiasa menerima uzur orang-orang yang punya uzur.
34. Tidak pernah merendahkan seseorang.
35. Tidak pernah memaki atau memanggil seseorang dengan gelar yang jelek.
36. Tidak pernah mengutuk orang-orang sekitar dan familinya.
37. Tidak pernah mencari-cari aib orang lain.
38. Senantiasa menghindari kejahatan masyarakat, namun tidak pernah menghidar dari mereka dan beliau selalu bersikap baik kepada semua orang.
39. Tidak pernah mencaci masyarakat dan tidak banyak memuji mereka.
40. Senantiasa bersabar menghadapi kekurangajaran orang lain dan membalas kejelekan mereka dengan kebaikan.
41. Selalu menjenguk orang yg sakit, meski tempat tinggalnya dipinggiran Madinah yg sangat jauh.
42. Senantiasa menanyakan kabar dan keadaan para sahabatnya.
43. Senantiasa memanggil nama sahabat-sahabatnya dengan panggilan yang terbaik.
44. Sering bermusyawarah dengan para sahabatnya dan menekankan untuk melakukannya.
45. Senantiasa duduk melingkar bersama para sahabatnya, sehingga bila ada orang yang baru datang, ia tidak bisa membedakan di antara mereka yg manakah Rasulullah.
46. Akrab dan dekat dengan para sahabatnya.
47. Beliau adalah orang yang paling setia dalam menepati janji.
48. Senantiasa memberikan sesuatu kepada fakir miskin dengan tangannya sendiri dan tidak pernah mewakilkannya kepada orang lain.
49. Bila sedang dalam shalat ada orang datang, beliau memendekkan shalatnya.
50. Bila sedang shalat ada anak kecil menangis, beliau memendekkan shalatnya.
51. Orang yang paling mulia di sisi beliau adalah orang yang paling banyak berbuat baik kepada orang lain.
52. Tidak ada seorangpun yang putus asa dari Rasulullah. Beliau selalu mengatakan, “Sampaikan kebutuhan orang yang tidak bisa menyampaikan kebutuhannya kepada saya!”
53. Bila ada seseorang membutuhkan sesuatu kepada Rasulullah pasti memenuhinya bila mampu, namun bila tidak mampu beliau menjawabnya dengan ucapan atau janji yg baik.
54. Tidak pernah menolak permintaan seseorang, kecuali permintaan untuk maksiat.
55. Beliau sangat menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak.
56. Rasulullah sangat menjaga perasaan orang-orang asing.
57. Beliau selalu menarik perhatian orang-orang jahat dan membuat mereka cenderung kepadanya dengan cara berbuat baik kepada mereka.
58. Beliau senantiasa tersenyum sementara pada saat yang sama beliau sangat takut kepada Allah.
59. Saat gembira, Rasulullah memejamkan kedua matanya & tidak banyak menunjukkan kegembiraannya.
60. Tertawanya kebanyakan berupa senyuman dan tidak pernah tertawa terbahak-bahak.
61. Beliau banyak bercanda namun tidak pernah mengeluarkan ucapan sia-sia atau batil karena bercanda.
62. Rasulullah mengubah nama yang jelek dengan nama yang baik.
63. Kesabarannya mendahului kemarahannya.
64. Tidak sedih dan marah karena kehilangan dunia.
65. Saat marah karena Allah, tidak seorangpun yg akan mengenalnya.
66. Rasulullah tidak pernah membalas dendam karena dirinya sendiri melainkan bila kebenaran terinjak-injak.
67. Tidak ada sifat yg paling dibenci oleh Rasulullah selain bohong.
68. Dalam kondisi senang atau susah tidak lain hanya menyebut nama Allah.
69. Beliau tidak pernah menyimpan Dirham maupun Dinar.
70. Dalam hal makanan dan pakaian tidak melebihi yang dimiliki oleh para pembantunya.
71. Duduk & makan di atas tanah.
72. Tidur di atas tanah.
73. Menjahit sendiri pakaian dan sandalnya.
74. Memerah susu dan mengikat sendiri kaki ontanya.
75. Kendaraan apa saja yang siap untuknya, Rasulullah pasti mengendarainya dan tidak ada beda baginya.
76. Kemana saja pergi, beliau selalu beralaskan abanya sendiri.
77. Baju beliau lebih banyak berwarna putih.
78. Bila memakai baju baru, maka baju sebelumnya pasti diberikan kepada fakir miskin.
79. Baju kebesarannya khusus dipakai untuk hari Juma’t.
80. Ketika memakai baju dan sandal, beliau memulainya dari sebelah kanan.
81. Beliau menilai makruh rambut yang awut-awutan.
82. Senantiasa berbau harum dan kebanyakan pengeluarannya untuk minyak wangi.
83. Senantiasa dalam kondisi memiliki wudhlu dan setiap mengambil wudhlu pasti menyikat giginya.
84. Cahaya mata beliau adalah shalat. Beliau merasa menemukan ketenangan dan ketentraman saat shalat.
85. Beliau senantiasa berpuasa pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan.
86. Tidak pernah mencaci nikmat sama sekali.
87. Menganggap besar nikmat Allah yang sedikit.
88. Tidak pernah memuji makanan dan tidak juga mencelanya.
89. Memakan makanan apa saja yang dihidangkan kepadanya.
90. Di depan hidangan makanan beliau senantiasa makan makanan yang ada di depannya.
91. Di depan hidangan makanan, beliau yang paling duluan hadir dan paling akhir meninggalkannya.
92. Tidak akan makan sebelum lapar dan akan berhenti dari makan sebelum kenyang.
93. Tidak pernah makan dua model makanan.
94. Ketika makan tidak pernah sendawa.
95. Sebisa mungkin beliau tidak makan sendirian.
96. Mencuci kedua tangan setelah selesai makan kemudian mengusapkannya ke wajah.
97. Ketika minum, beliau meneguknya sebanyak 3 kali. Awalnya baca Bismillah dan akhirnya baca Alhamdulillah.
98. Rasulullah lebih memiliki rasa malu daripada gadis-gadis pingitan.
99. Bila ingin masuk rumah, beliau meminta izin sampai tiga kali.
100. Waktu di dalam rumah, beliau bagi menjadi tiga bagian: satu bagian untuk Allah, satu bagian untuk keluarga dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Sedangkan waktu untuk dirinya sendiri beliau bagi dengan masyarakat.
Semoga kita bisa meniru perilaku beliau Shollallohu ‘alaihi wasallam.
Source: fanpage Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah - KTB (PISS-KTB)
Penting!!!

Senin, 28 Desember 2015

BAHAGIA LALALALA

Entah berasal darimana sumbernya, salah satu referensi saja.
Satu yang penting untuk bahagia, bersyukur atas kehendakNya.


Jumat, 11 Desember 2015

KETENANGAN (Repost)

Perasaan yang paling tinggi derajatnya menurut saya adalah…
…ketenangan.
Percuma bahagia jika kita terlalu ingin menjaga kebahagiaan itu dengan ketakutan untuk bersedih hati. Percuma merasa bangga jika kita takut kebanggaan itu akan musnah ketika hal yang kita banggakan akan hilang. Percuma merasa on the top of the world, if we are living it like crazy because we are afraid to lose.
Saya hanya ingin tenang.
Dan bagi saya, cara meraih ketenangan itu adalah….dengan percaya.
Sederhana banget ya? WRONG. Susah banget menjalankannya.
Bagi saya yang seorang muslim, penting sekali untuk percaya kepada Allah. Bahkan ini adalah dasar dari segala kelakuan dan perlakuan muslim. Beriman kepada Allah merupakan hal yang paling dasar yang harus dimiliki muslim. Beriman artinya tidak hanya mempercayai bahwa Allah itu ada (ini nih pelajaran agama Islam SD yang hanya kulitnya), namun juga mempercayakan hidup kita pada Allah seutuhnya.
Berserah diri, istilah kerennya.
Sesungguhnya, punya apa sih kita di dunia ini? Barang-barang yang sudah kita beli itu bahkan tidak akan kita miliki jika bukan Allah yang memberikan rezeki pada kita. Keluarga kita itu bahkan tidak akan kita miliki jika bukan Allah yang membuat kita lahir di sana. Jodoh kita itu bahkan tidak akan kita miliki jika bukan Allah yang mempertemukan dan melancarkan segala prosesnya. Bahkan raga yang kita tinggali ini adalah ciptaan-Nya dan kita harus mengembalikannya suatu saat nanti. Hidup kita ini pun Dia yang memberikan, suatu saat nanti kita harus mengembalikannya dengan bertanggung jawab. Hanya kepada-Nyalah kita kembali.
Jadi apa yang kita miliki?
Kita hanya memiliki Allah. Untuk itulah kita menyerahkan segalanya, segala yang Dia miliki yang hendak dipinjamkan ke kita, hanya kepada-Nya. Kalau suatu saat nanti diambil kembali, ya bagaimana kan sudah milik Dia. Kalau suatu saat nanti semuanya habis, karena kita percaya maka kita berbaik sangka kepada-Nya. Kalau suatu saat kita ditimpa musibah, karena kita berbaik sangka, evaluasi diri sendiri dulu yang utama. Akan selalu ada hikmah dan pelajaran di setiap kejadian. Akan selalu ada yang kita syukuri dalam setiap langkah yang kita ambil.
Lantas kalau hidup hanya soal berserah diri, apakah kita tidak perlu melakukan apapun?
Sudah kodratnya manusia itu punya pikiran dan hawa nafsu, jadi ada perasaan menginginkan sesuatu. Hanya dengan berdoa tidak akan menjadikan sesuatu itu datang pada kita. Allah juga menghitung niat dan usaha kita untuk mendapatkannya. Allah melihat dari awal kita menginginkannya, dan dari sejak itu pula kita harus berserah diri. Berserah diri artinya, apapun niat dan usaha yang telah kita lakukan, apapun hasil yang diberikan, kita harus siap menerima dan menjalaninya. Karena kita percaya, Allah tahu yang lebih baik daripada kita.
Saya rasa, selama kita percaya, ketenangan itu akan selalu ada. Dan perasaan tenang itu adalah perasaan paling nyaman yang pernah ada.

Terimakasih Tika untuk tulisannya. Semoga ketenangan itu menyebar demi kebaikan. Aamiin ya Rabb.

Kamis, 03 Desember 2015

SIRAH dan rasa penasaran.

#1 Islamic History Task : Silsilah Muhammad
 Istri-Istri Rasulullah saw
1. Khadijah binti Khuwailid
Wanita pertama yang dinikahi Rasulullah SAW adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kilab. Saat itu Rasulullah saw berusia 25 tahun. Tatkala turun wahyu pertama kali, Khadijah menjadi wanita yang membenarkan dan mendukung Rasulullah saw. Ia wafat 3 tahun sebelum hijrah. Ada riwayat yang menyebutkan 4 tahun sebelum itu dan ada pula yang menyebutkan 5 tahun sebelumnya.
2. Saudah binti Zam’ah
Rasulullah saw juga menikahi Saudah binti Zam’ah bin Qois bin Abdu Syams bin Abdu Wud bin Nasr bin Malik bin Hisl bin Amir bin Luayyi. Pernikahan tersebut dilakukan Rasulullah saw di Mekah sebelum beliau hijrah ke Madinah. Sebelum dinikahi Rasulullah saw, Saudah adalah seorang istri yang dicerai suaminya, yaitu Sakran bin Amr, saudara Suhail bin Amr. Ketika Rasulullah saw telah menikahi Aisyah, Saudah memberikan jatah hari gilirnya pada Aisyah.
3. Aisyah binti Abu Bakar as Siddiq
Rasulullah menikahi Aisyah binti Abu Bakar as Siddiq di Mekah 2 tahun sebelum hijrah. Ada riwayat yang mengatakan 3 tahun sebelum itu. Saat itu ia baru berusia 6 tahun. Ada yang menyebutkan 7 tahun. Tetapi yang benar adalah 6 tahun. Rasulullah saw menggaulinya baru pada usia 9 tahun. Pada waktu itu Rasulullah saw di Madinah baru 7 bulan. Ada riwayat yang menyebutkan baru 18 bulan. Ketika Rasulullah saw wafat, ia berusia 18 tahun. Ia juga wafat di Madinah tahun 58 Hijiyah dan dimakamkan di Baqi’ atas wasiatnya. Ada riwayat yang menyebutkan wafat tahun 57 H, tetapi yang benar 58 H. Abu Hurairah ra turut menshalati jenazahnya. Rasulullah saw tidak pernah menikahi gadis lain selainnya. Ada riwayat yang menyebutkan ia pernah keguguran, tetapi riwayat ini lemah. Julukannya adalah Ummu Abdillah.
4. Hafshah binti Umar bin Khatthab ra
Sebelum menjadi istri Rasulullah saw, Hafshah adalah istri Hunais bin Hudzafah, salah seorang sahabat yang gugur di Perang Badar. Sebuah riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah saw pernah menceraikan Hafshah, namun datanglah Malaikat Jibril dan berkata:“Sesungguhnya Allah menyuruhmu (hai Muhammad) untuk rujuk kembali dengan Hafshah, karena ia rajin puasa, shalat malam dan kelak akan menjadi istrimu di surga“.
Uqbah bin Amir al-Juhani meriwayatkan: “Rasulullah saw menceraikan Hafshah binti Umar, lalu kabar itu pun sampai ke telinga Umar. Lalu Umar pun menabur kepalanya dengan tanah dan berkata dengan penuh kesedihan: “Allah sudah tidak peduli lagi pada Umar dan putrinya setelah peristiwa ini.“ Lalu turunlah Malaikat Jibril dan berkata: “Sesungguhnya Allah menyuruhmu (hai Muhammad) untuk rujuk kembali dengan Hafshah, karena Dia menyayangi Umar.“
Hafshah wafat tahun 27. Ada riwayat yang menyebutkan wafat tahun 28.
5. Ummu Habibah binti Abu Sofyan
Nama aslinya adalah Ramlah binti Shokhr bin Harb bin Umaiyyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Hijrah bersama suaminya, Ubaidullah bin Jahsy ke Habasyah. Suaminya berpindah agama menjadi Kristen, sementara ia tetap pada keislaman. Rasulullah saw menikahinya saat ia masih di Habasyah. Negus, raja Habasyah saat itu memberikan mas kawin atas nama Rasulullah saw senilai 400 dinar. Rasulullah saw mengutus Amr bin Umayyah ad Dhomari untuk mengurus pernikahan ini ke Habasyah. Bertindak sebagai wali nikah adalah Usman bin Affan. Ada riwayat yang menyebutkan Khalid bin Said bin As. Ummu Habibah wafat tahun 44 H.
6. Ummu Salamah
Nama aslinya adalah Hindun bin Abu Umayyah bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum bin Yaqadzh bin Murrah bin Ka’b bin Luayyi bin Ghalib. Sebelum menjadi istri Rasulullah saw, Ummu Salamah adalah istri Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, salah seorang sahabat Rasulullah saw. Ummu Salamah wafat tahun 62 Hijriah dan dimakamkan di Baqi’, Madinah. Ia adalah istri Rasulullah saw yang paling akhir wafatnya. Tetapi ada yang menyebutkan bahwa yang paling akhir adalah Maimunah.
7. Zaenab binti Jahsy
Zaenab adalah puteri Jahsy bin Riab bin Ya’mur bin Shabirah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Muad bin Adnan, puteri bibi Rasulullah saw, Umamah bin Abdul Mutthalib. Sebelumnya ia adalah istri Zaid bin Harisah, mantan budak Rasulullah saw yang telah menceraikannya. Kemudian Allah pun menikahkan Rasulullah saw dengannya langsung dari langit, tiada seorang pun yang mengakadkannya. Sebuah riwayat sahih menyebutkan bahwa beliau berkata pada istri-istri Nabi yang lain: “Kalian dinikahkan oleh ayah-ayah kalian, sementara aku dinikahkan langsung oleh Allah dari atas langit ketujuh.“ Ia wafat di Madinah pada tahun 20 H dan dimakamkan di Baqi’
8. Zainab binti Khuzaimah
Zaenab putri Khuzaimah bin al-Harits bin Abdullah bin Amr bin Abdu Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah. Dijuluki “ibu orang-orang miskin“ karena kedermawanannya terhadap orang-orang miskin. Sebelumnya menikah dengan Rasulullah saw ia adalah istri Abdullah bin Jahsy. Ada riwayat yang mengatakan ia istri Abdu Thufail bin al-Harits, tetapi pendapat pertama adalah yang sahih. Ia dinikahi Rasulullah saw pada tahun ke 3 H dan hidup bersamanya selama dua atau tiga bulan.
9. Juwairiyah binti al-Harits
Juwairiyah putri al-Harits bin Abi Dhirar bin Habib bin A’idz bin Malik bin al-Musthalik al-Khuzaiyah. Ia sebelumnya adalah tawanan perang pada perang bani Musthalik dan menjadi milik Tsabit bin Qais bin Syimas. Tsabit lalu menawarkan pembebasannya dengan syarat ia dapat membayar tebusannya. Kemudian Rasulullah saw membayar tebusannya dan menikahinya di tahun 6 H. Ia wafat pada bulan Rabiul Awal tahun 56 H.
10. Shafiyyah binti Huyay
Shafiyyah binti Huyyay bin Akhtab bin Abi Yahyabin Kaab bin al-Khazraj an-Nadhriyyah keturunan dari Nabi Harun bin Imran –saudara nabi Musa- alaihimassalam. Menjadi tawanan pada perang Khaibar tahun 7 H. Sebelummya ia adalah istri Kinanah bin Abi al-Huqaiq yang dibunuh atas perintah Rasulullah saw. Nabi saw membebaskan Shafiyyah dan menikahinya serta menjadikan pembebasannya sebagai mas kawinnya. Wafat pada tahun 30 H atau menurut riwayat lain tahun 50 H.
11. Maimunah binti al-Harits
Maimunah binti al-Harits bin Hazn bin Bujair bin al-Harm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah bibi dari Khalid bin Walid dab Abdullah bin Abbas. Rasulullah saw menikahinya di tempat yang bernama Sarif suatu tempat mata air yang berada sembilan mil dari kota Mekah. Ia adalah wanita terakhir yang dinikahi oleh Rasulullah saw. Wafat di Sarif pada tahun 63 H.
Inilah istri-istri Rasulullah saw berjumlah sebelas orang, sementara terdapat tujuh orang lagi yang beliau nikahi, tetapi tidak beliau gauli.
Putra-putri Rasulullah SAW
Rasulullah SAW memilik tiga orang putra yaitu:
1. Al-Qasim, dilahirkan di Makkah sebelum Muhammad diangkat menjadi Nabi. Al-Qasim meninggal di Mekah pada usia dua tahun. Namun menurut Qatadah, Al-Qasim meninggal ketika ia sudah bisa berjalan.
2. Abdullah, dinamakan juga dengan at-Thayyib (yang baik) dan at-Thahir (yang suci) karena ia dilahirkan sesudah Islam. Ada pendapat yang mengatakan bahwa at-Thayyib dan at-Thahir ini adalah putra Rasulullah SAW yang lain, namun pendapat pertama adalah yang benar.
3. Ibrahim, dilahirkan dan wafat di Madinah tahun sepuluh hijriah pada usia tujuh belas atau delapan belas bulan. Ada pendapat yang mengatakan Rasulullah SAW memiliki putra lain yang bernama Abdul Uzza tapi pendapat ini sangat lemah karena Allah SWT telah mensucikan dan melindungi Nabi SAW dari hal demikian (penamaan anak Abdul Uzza yang berarti hamba Uzza nama salah satu berhala Quraisy-pentj.)
Putri-putri Rasulullah SAW
1. Zainab, menikah dengan Abu Al-Ash bin Rabi’ bin Abdul Uzza bin Abdul Syams sepupu Zainab, karena ibunya adalah Hala binti Khuwailid (saudara dari Khadijah binti Khuwailid). Zainab mempunyai anak bernama Ali yang meninggal waktu kecil dan Umamah yang digendong oleh Nabi saw waktu shalat dan setelah dewasa menikah dengan Ali bin Abi Thalib setelah Fatimah wafat.
2. Fatimah, menikah dengan Ali bin Abi Thalib. Dari pernikahan tersebut Fatimah melahirkan Hasan, Husain, Muhassin yang meninggal waktu kecil, Ummu Kultsum yang menikah dengan Umar bin Khattab, dan Zainab yang menikah dengan Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib.
3. Ruqayyah, menikah dengan Ustman bin Affan. Meninggal di pangkuan Ustman. Ustman lalu menikahi Ummu Kultsum (adik Ruqayyah) yang juga meninggal di pangkuannya. Ruqayyah memiliki seorang putra yang bernama Abdullah sehingga Ustman dipanggil dengan kunyah Abu Abdullah.
Putri-putri Rasulullah SAW empat orang tanpa ada perbedaan pendapat ulama mengenai hal ini sedangkan putra-putranya tiga orang berdasarkan pendapat yang benar.
Urutan putra-putri Rasulullah SAW adalah sebagai berikut: Al-Qasim, Zainab, Ruqayyah, Fatimah, Ummu Kultsum, Abdullah, dan Ibrahim yang lahir di Madinah. Semuanya adalah putra-putri dari Khadijah kecuali Ibrahim yang lahir dari Maria Al-Qibtiyah dan semuanya meninggal sebelum Muhammad menjadi rasul kecuali Fatimah yang meninggal enam bulan setelah kematian Rasulullah SAW.
Penulis-penulis Wahyu
Di antara penulis-penulis wahyu Nabi SAW adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Amir bin Fuhairah, Abdullah bin Arqam az-Zuhri, Ubay bin Kaab, Tsabit bin Qais bin Syammas, Khalid bin Said al-Ash, Hanzhalah bin Rabi’, al-Asadi, Zaid bin Tsabit, Muawiyah bin Abu Sofyan, dan Syurahbil bin Hasanah. Muawiyah bin Abu Sofyan dan Zaid bin Tsabit adalah yang paling sering dan khusus dalam menulis wahyu.
Utusan-utusan Rasulullah SAW
Amr bin Umayyah ad-Dhamri ke raja Najasyi bernama Ashamah yang berarti pemberian. Najasyi menerima surat Rasulullah SAW dan meletakkannya diantara kedua matanya lalu turun dari singgasananya dan duduk di atas lantai. Ia pun masuk Islam dihadapan Ja’far bin Abi Thalib dan para sahabatnya. Nabi SAW melaksanakan shalat gaib ketika ia wafat. Diriwayatkan bahwa kuburannya selalu memancarkan cahaya.
Dihyah bin Khalifah diutus ke Kaisar Romawi Heraklius. Ia bertanya tentang Rasulullah SAW dan meyakini kebenaran risalahnya. Ia pun ingin memeluk Islam tapi orang-orang Romawi tidak menyetujuinya lalu ia mengurungkan niatnya karena takut kehilangan kekuasaannya.
Abdullah bin Huzafah as-Sahmi diutus ke Kisra Raja Persia. Setelah menerima surat Nabi saw ia merobek-robek suart itu. Nabi saw lalu berdoa; “Semoga Allah SWT menghancurkan kerajaannya.” Allah SWT mengabulkan doa tersebut dan menghancurkan kerjaannya dan kaumnya.
Hatib bin Abi Baltaah al-Lahkmi diutus ke Muqauqis Raja Alexandria dan Mesir. Ia pun menerima dan berkata baik tetapi tidak masuk Islam. Ia memberi Nabi saw hadiah budak yaitu Maria al-Qibtiyah dan saudarinya Sirin. Nabi saw memberikan Sirin kepada Hassan bin Tsabit dan melahirkan anaknya yang bernama Abdurrahman bin Hassan.
Amr bin al-Ash diutus ke Raja Oman Jaifar dan Abd putera Julandi dari Azd. Keduanya pun beriman dan memeluk Islam serta membiarkan Amr mengambil zakat dan mengatur pemerintahan. Dan Amr menetap disana sampai Rasulullah saw wafat.
Salith bin Amr bin al-Amiri diutus ke Yamamah menemui Haudzah bin Ali al-Hanafi. Ia pun memuliakannya dan menulis kepada Nabi saw: “Alangkah mulia dan indahnya ajaran yang kau serukan. Saya adalah penyeru dan penyair kaumku. Berikanlah aku sebagian kekuasaan“. Rasulullah saw tidak mau mengabulkan keinginannya dan ia pun tidak masuk Islam dan wafat ketika fathu mekah.
Syuja bin Wahb al-Asadi diutus ke Harits bin Abi Syamr al-Ghassani raja Balqa suatu daerah di Syam. Syuja berkata:“Setibanya aku disana ia sedang berada didataran renda Damaskus lalu membaca surat Nabi saw dan membuangnya seraya berkata: Saya akan datang kepadanya. Tapi Kaisar mencegahnya.
Abu Umayyah al-Makhzumi diutus ke al-Harits al-Himyari salah seorang pembesar Yaman.
Al-Ala’ bin al-Hadromi diutus ke Munzir bin Sawa al-Abdi raja Bahrain dan membawa surat Nabi saw yang menyerukan kepada agama Islam, ia pun masuk Islam.
Abu Musa al-Asyari dan Muadz bin Jabal al-Anshari diutus ke Yaman menyeru kepada Islam. Penduduk Yaman dan para penguasanya pun masuk Islam tanpa pertempuran.
Penyusuan Muhammad Rasulullah SAW
Muhammmad SAW disusui oleh Tsuwaibah budak Abu Lahab bersama dengan penyusuan Hamzah bin Abdul Mutthalib dan Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad al-Makhzumi dengan air susu anaknya yang bernama Masruh. Kemudian Muhammad SAW disusui oleh Halimah binti Abi Dzuaib as-Sa’diyah.
Paman dan Bibi Rasulullah SAW
a. Rasulullah saw mempunyai 11 orang paman, yaitu:
Al-Harits, putera tertua Abdul Muttalib. Sebenarnya al-Harits ini adalah nama julukan. Banyak di antara putera dan cucunya tergolong Sahabat Rasulullah SAW.
Qutsam, saudara seibu Al-Harits. Ia meninggal ketika masih kecil.
Zubair bin Abdul Muttalib, termasuk pemuka kaum Quraisy. Puteranya yang bernama Abdullah bin Zubair ikut berjihad bersama Rasulullah saw pada Perang Hunain dan gugur di Ajnadin. Dia gugur dan bersamanya terdapat tujuh orang musuh yang telah dibunuhnya.
Dan di antara puteri Zubair adalah Dhuba’ah binti Zubair, ia termasuk Sahabiyah Rasulullah saw dan Ummul Hakam binti Zubair, termasuk Sahabiyah yang meriwayatkan hadits-hadits Rasulullah saw.
Hamzah bin Abdul Muttalib, yang bergelar asadullah wa asadu rasulih (singa Allah dan RasulNya). Saudara sepersusuan Rasulullah saw. Masuk Islam sejak awal dakwah Rasulullah saw, kemudian hijrah ke Madinah. Turut serta dalam Perang Badar dan Perang Uhud. Dan gugur dalam Perang Uhud tersebut. Beliau tidak mempunyai keturunan kecuali seorang puteri.
Abul Fadhl, al Abbas bin Abdul Muttalib. Dia termasuk pemeluk Islam yang taat. Turut serta dalam hijrah ke Madinah. Usianya hanya selisih tiga tahun lebih tua dari Rasulullah saw. Meninggal pada tahun 32 H di Madinah, di saat pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan ra. Dia memiliki 10 orang putera, diantaranya: al Fadhl, Abdullah, dan Qutsam. Mereka termasuk Sahabat Rasulullah saw. Di antara paman-paman Rasulullah saw hanya Hamzah dan Abbas yang masuk Islam
Abu Thalib bin Abdul Muttalib. Nama aslinya adalah Abdu Manaf. Ia saudara Abdullah (ayah Rasulullah saw) seibu. Termasuk saudara mereka seibu adalah Atikah yang bermimpi dalam perang Badar. Ibu mereka adalah Fatimah binti Amr bin Aidz bin Imran bin Makhzum.
Di antara putera Abu Thalib adalah Thalib, yang meninggal dalam kekafiran. Sementara putera yang lain, yaitu Aqil, Ja’far, Ali, dan Ummi Hani’ termasuk sahabat Rasulullah saw. Nama asli Ummu Hani’ adalah Fakhitah. Ada riwayat lain yang menyebutkan nama aslinya Hindun. Termasuk anak Abu Thalib adalah Jumanah.
Abu Lahab bin Abdul Muttalib. Nama aslinya adalah Abdul Uzza. Diberi julukan Abu Lahab karena tampan paras wajahnya. Diantara puteranya adalah Utbah dan Muattab. Keduanya turut serta bersama Rasulullah saw dalam Perang Hunain. Putera yang lain, yaitu Durrah juga termasuk sahabat Rasulullah saw. Sementara putera yang lain, yaitu Utaibah meninggal diterkam Singa di Zarqa, daerah Syam lantaran kekufurannya menolak dakwah Rasulullah saw.
Abdul Ka’bah.
Hijl, nama aslinya al Mughirah.
Dhirar, saudara seibu al Abbas.
Al-Ghaidaq (sang Dermawan), disebut demikian karena ia adalah orang Quraiay yang paling dermawan dan sering memberi makan.
b. Rasulullah SAW memiliki 6 orang bibi, yaitu:
Shafiyyah binti Abdul Mutthalib. Ia masuk Islam di Makkah kemudian hijrah ke Madinah. Ia adalah saudara seibu dari Hamzah (paman Rasulullah SAW) dan ibu Zubair bin Awwam, seorang sahabat Rasulullah saw. Wafat di Madinah pada saat pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab ra
Atikah binti Abdul Muthtalib. Dalam sebuah riwayat disebutkan beliau adalah seorang muslimah. Bermimpi pada Perang Badar. Ia adalah istri Abu Umayyah bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Diantara puteranya adalah Abdullah, termasuk sahabat Rasulullah saw, dan Zuhair dan Qaribah al Kubra
Arwa binti Abdul Mutthalib. Istri Umair bin Wahb bin Abdi Dar bin Qushayy. Dari pernikahan ini lahirlah Thulaib bin Umair, salah seorang Muhajirin senior, turut dalam Perang Badar dan gugur di Ajnadin sebagai syahid.
Umaimah binti Abdul Mutthalib, istri Jahsy bin Riab. Dari pernikahan ini lahirlah Abdullah (yang gugur di Uhud), Abdun yang dikenal dengan Abu Ahmad al A’ma si Penyair, Zaenab (istri Rasulullah saw), Habibah, Hamnah. Mereka semua adalah sahabat Rasulullah saw. Demikian pula Ubaidullah bin Jahsy pada mulanya masuk Islam, tetapi kemudian masuk Kristen dan meninggal di Etheopia dalam keadaan kafir.
Barrah binti Abdul Mutthalib, istri Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Dari pernikahan ini lahirlah Abu Salamah yang nama aslinya adalah Abdullah. Ia adalah suami Ummi Salamah sebelum diperistri Rasulullah saw. Setelah Barrah diperistri Abdul Asad, ia dinikahi Abu Rahm bin Abdul Uzzabin Abu Qois. Dari pernikahan ini lahirlah Abu Abrah bin Abu Rahm.
Ummu Hakim al Baidha’ binti Abdul Mutthalib, istri Quraisy bin Rabiah bin Habib bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Dari pernikahan ini lahirlah Arwa binti Quraiz, ibu dari Utsman bin Affan ra.
Pembantu-Pembantu Rasulullah SAW
- Anas bin Malik bin Nadhr al Anshari ra.
- Hindun dan Asma’ yang keduanya putra Haritsah al Aslami.
- Rabiah bin Ka’b al Aslami.
- Abdullah bin Mas’ud yang dikenal sering membawakan sandal Rasulullah saw. Jika beliau hendak pergi Abdullah membantu mengenakannya, bila beliau duduk Abdullah memegang di tangannya hingga beliau akan beranjak pergi.
- Uqbah bin Amir al Juhani yang senantiasa setia menuntun bagal (peranakan kuda dan keledai) beliau dalam perjalanan.
- Bilal bin Rabah, yang biasa bertugas adzan.
- Saad, bekas budak Abu Bakar as Shiddik.
- Dzu Mihmar, keponakan Raja Najasyi. Ada riwayat yang menyebutkan namanya Mihbar.
- Bukair bin Suddakh al Laytsi. Ada yang menyebut namanya Bakr.
- Abu Dzar al Ghifari
Budak-Budak yang Beliau SAW Bebaskan
- Zaid bin Haritsah bin Surahbil al Kalbiy.
- Usamah bin Zaid, putra Zaid bin Haritsah, sehingga Usamah disebut kekasih putra kekasih. (Usamah putra Zaid, dan keduanya disayangi Rasulullah saw).
- Tsauban bin Bujdad, dia keturunan Yaman.
- Abu Kabsyah, lahir di Mekah. Dalam riwayat lain, disebutkan namanya Sulaim, dan lahir di Daus. Beliau gugur dalam Perang Badar.
- Anasah, lahir di Suroh.
- Shaleh, Sukron, Rabah, Aswad, Yusar, Nubiy.
- Abu Rafi, ada yang menyebut Ibrahim. Sebelumnya dia adalah budak al-Abbas, lalu dihadiahkan kepada Rasulullah SAW dan beliau bebaskan.
- Abu Muwaihibah, yang lahir di Muzainah.
- Fadhalah, tinggal di Syam.
- Rafi’. Dahulu dia adalah budak Said bin al-As yang diwariskan kepada putera- puteranya. Di antara mereka ada yang membebaskan, ada pula yang menahannya. Lalu datanglah Rafi kepada Rasulullah SAW meminta pertolongan untuk dibebaskan, lalu beliau bebaskan. Sehingga dia berkata: “Saya adalah budak yang dibebaskan RasulullahSAW.”
- Mid’am.
- Aswad, yang diperoleh Rasulullah SAW dari Rifa’ah bin Zaidal Judzami. Dia lahir di Hisma dan terbunuh di Lembah Qura.
- Kirkirah, dahulu ia adalah pelayan Rasulullah saw bila beliau dalam perjalanan.
- Zaid, kakek Hilal bin Yasar bin Zaid.
- Ubaid.
- Thahman alias Kaisan alias Mihran alias Dzakwan alias Marwan.
- Ma’bur al Qibti, Rasulullah saw mendapatkannya dari al Muqouqis.
- Waqid, Abu Waqid, Hisyam, Abu Dhumairah, Hunain, Abu ‘Ashib( nama aslinya Ahmar), dan Abu Ubaid.
- Safinah, dulu ia budak Umi Salamah, istri Rasulullah saw. Lalu oleh Umi Salamah ia dibebaskan dengan syarat ia harus menjadi pelayan Rasulullah saw selama hidupnya.Ia pun berkata kepada Umi Salamah: “Sekalipun Engkau tidak memberi syarat tersebut, aku tidak ingin berpisah dengan Rasulullah saw.
Itu para budak yang dikenal dalam sejarah, bahkan ada yang menyebutkan jumlah mereka mencapai 40 orang.
Sementara dari kalangan budak wanita yang beliau bebaskan, di antaranya adalah:
- Salma Ummu Rafi.
- Barakah Ummu Aiman, dia diperoleh Rasulullah saw sebagai warisan dari ayah beliau. Dia adlah ibu Usamah bin Zaid.
- Maimunah binti Saad.
- Khadirah.
- Radwa.


Jazakillah khairan katsiran, Ummi Urfa.
Sedang penasaran (teramat) tentang sirah dan Alhamdulilah menemukan posting Ummi, senang tak terkira. InsyaAllah akan menyenangi kisah lain dan mendapat hikmahnya.
Aamiin.

Ternyata jawaban (itu) adalah EGO

Tulisan : Menjatuhkan Pilihan
Karena begitu banyak keputusan yang harus kita ambil atas pilihan-pilihan yang hadir di usia kita saat ini. Saya semakin banyak belajar dari orang lain yang sudah melewati setiap fase pengambilan keputusan.
Kadang, saya merasa heran bagaimana seseorang bisa mengambil keputusan. Bisa dengan mudah memutuskan atau bisa dengan ikhlas mengambil apapun pilihan yang ada. Aneh dan mengherankan memang ketika kita belum melalui fase itu dan melihat orang yang sudah melewati fasenya. Kita penasaran dengan apa yang sebenarnya dia rasakan dan apa yang ada dalam pikirannya.
Untuk itu, saya bertanya tentang bagaimana kita bisa menjatuhkan pilihan. Kata “jatuh” saya piih karena setiap pilihan selalu ada konsekuensinya. Dan jatuh itu konsekuensinya sakit. Maka setiap pilihan pasti ada sisi positif dan negatifnya kan? Dan kita harus mengambil seluruh konsekuensi itu. Saya belajar dan menarik beberapa pelajaran dari orang-orang tersebut.
1. Orang-orang yang telah mengambil keputusan adalah orang yang berani. Mereka telah berani mengambil resiko atas pilihannya dan bertanggungjawab pada apa yang dia pilih
2. Orang-orang itu adalah orang yang sudah selesai dengan egonya. Ada ego yang membentang luas dalam diri seseorang ketika ingin mengambil keputusan. Orang yang sudah menyelesaikan perjalanan atas egonya itu akan lebih ringan dalam memutuskan. Tidak memandang pilihannya sebagai sebuah ketidaksempurnaan atau kecacatan ketika tidak sesuai dengan kehendaknya. Ego itu sudah selesai.
3. Mereka adalah orang-orang yang dimudahkan. Meski kita mungkin tahu bahwa perjuangannya sebelum ini sangat berat. Pengambilan keputusan memerlukan kekuatan hati dan Allah memudahkan hatinya untuk menjadi kuat.
Suatu hari kita pun akan dihadapkan pada pengambilan keputusan pada pilihan. Pilihan yang membuat kita bimbang dan ragu. Pilihan yang membuat kita cemas dan khawatir apakah benar pilihan itu adalah takdirnya atau bukan.
Semoga kita diberikan kekuatan untuk melakukan itu semua, suatu hari. InsyaAllah.
©kurniawangunadi | yogyakarta, 2 desember 2015

Dan baru-baru ini banyak kepikiran dengan 'pilihan'. Seperti punya pemikiran yang sama mas gun haha (abaikan). Membaca point no.2 serasa menghirup udara segar, agak menyegarkan dan melegakan. EGO, begitulah sebutannya. Dalam KBBI, ego bisa diartikan dengan konsep individu tentang diri sendiri. Yap, entah benteng EGO ini masih tinggi atau bagaimana.

Mengutip masgun lagi, 
"Semoga kita diberikan kekuatan untuk melakukan itu semua, suatu hari. InsyaAllah."