Jumat, 05 Agustus 2016

'PUTIH'

Kemarin secara tidak sengaja ditunjukkan sekaligus diperdengarkan oleh teman lagu Putih karya Efek Rumah Kaca dari album Sinestesia.
Ya, teman saya memperlihatkan lagu tersebut dari kanal Youtube dan isi videonya dalam bentuk komikalisasi, berikut link-nya (https://www.youtube.com/watch?v=5d6FUSnxFAY)



 
Dan menurut saya, luar biasa bagus. Masya Allah.
Sarat makna, sarat hikmah, sarat pelajaran hidup.
Silakan melihat videonya, memahami liriknya, dan mendengarkan alunan lagunya.

ERK
Putih adalah lagu tentang keluarga, gabungan dari dua lagu tentang “Tiada” dan “Ada.” Ide tentang “Tiada” didapatkan dari hasil obrolan dengan seorang teman yang bernama Adi Amir Zainun, yang pada akhirnya pergi meninggalkan kami menuju kekekalan sebelum lagu ini selesai dikerjakan. Sedangkan, ide tentang “Ada” bermula dari kebahagiaan akan lahirnya anak-anak kami, penerus penerus kami, harapan-harapan kami. Lagu ini kami dedikasikan untuk mereka.

Dari musik, kami mendapatkan banyak pelajaran untuk menjadi lebih baik. Salah satu bentuknya adalah dengan membangun keluarga yang hangat dan saling mendukung. Ini terlihat dari anggota keluarga inti dan keluarga dekat personel ERK (dan Pandai Besi) terlibat hangat dan cair dalam proses bermusik kami. Mereka yang dekat, anak-anak kami, istri, dan pacar serta kerabat lainnya bahkan adakalanya lebih penting dari bermusik itu sendiri, dan bisa memperkaya musikalitas kami. Seperti ketika kami harus vakum beberapa saat karena Cholil harus menemani keluarganya untuk menuntut ilmu. Bahkan mungkin saja di kemudian hari kami harus rehat lagi demi keluarga.

PUTIH

Tiada (untuk Adi Amir Zainun)
Saat kematian datang
Aku berbaring dalam mobil ambulan,
Dengar, pembicaraan tentang pemakaman
Dan takdirku menjelang
Sirene berlarian bersahut-sahutan
Tegang, membuka jalan menuju tuhan
Akhirnya aku habis juga

Saat berkunjung ke rumah,
Menengok ke kamar ke ruang tengah
Hangat, menghirup bau masakan kesukaan
Dan tahlilan dimulai
Doa bertaburan terkadang tangis terdengar
Akupun ikut tersedu sedan
Akhirnya aku usai juga
Oh, kini aku lengkap sudah

Dan kematian, keniscayaan
Di persimpangan, atau kerongkongan
Tiba tiba datang, atau dinantikan
Dan kematian, kesempurnaan
Dan kematian hanya perpindahan
Dan kematian , awal kekekalan
Karena kematian untuk kehidupan tanpa kematian

Ada (Untuk Angan Senja, Rintik Rindu dan semua harapan di masa depan)
Lalu pecah tangis bayi Seperti kata Wiji
Disebar biji biji
Disemai menjadi api

Selamat datang di samudra.
Ombak ombak menerpa
Rekah rekah dan berkahlah
Dalam dirinya, terhimpun alam raya semesta
Dalam jiwanya, berkumpul hangat surga neraka

Hingga kan datang pertanyaan
Segala apa yang dirasakan
Tentang kebahagian
Air mata bercucuran

Hingga kan datang ketakutan
Menjaga keterusterangan
Dalam lapar dan kenyang
Dalam gelap dan benderang

Tentang akal dan hati
Rahasianya yang penuh teka teki
Tentang nalar dan iman
Segala pertanyaan tak kunjung terpecahkan
Dan tentang kebenaran
Juga kejujuran
Tak kan mati kekeringan
Esok kan bermekaran


Berkaitan dengan lagu dan lirik PUTIH, saya akan sedikit mencuplik hadist shahih tentang mengingat mati.

Hadits “Suka Berjumpa dengan Allah

Dalam hadits dari ‘Aisyah disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa suka berjumpa dengan Allah, Allah juga mencintai perjumpaan dengannya. Sebaliknya barangsiapa membenci perjumpaan dengan Allah, Allah juga membenci perjumpaan dengannya.” Kontan ‘Aisyah berkata, “Apakah yang dimaksud benci akan kematian, wahai Nabi Allah? Tentu kami semua takut akan kematian.” Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– lantas bersabda, “Bukan begitu maksudnya. Namun maksud yang benar, seorang mukmin jika diberi kabar gembira dengan rahmat, keridhoan serta surga-Nya, ia suka bertemu Allah, maka Allah pun suka berjumpa dengan-Nya. Sedangkan orang kafir, jika diberi kabar dengan siksa dan murka Allah, ia pun khawatir berjumpa dengan Allah, lantas Allah pun tidak suka berjumpa dengan-Nya.” (HR. Muslim no. 2685).
(Sumber: https://rumaysho.com/3388-cinta-dunia-dan-takut-mati.html)

Kematian, kata yang sangat amat ditakuti oleh manusia saat begitu dekat waktunya, yaitu saat sakaratul maut dan atau keadaan koma. Wajar. Manusiawi. 
Lalu apa yang selanjutnya kita lakukan? Itulah yang harusnya direnungkan.

Tabungan amal apa saja yang telah kita persiapkan untuk kematian?
Seberapa banyak tabungan amal baik kita menjemput kematian?
Dan banyak lagi.

Intinya, mengingat mati adalah wajib hukumnya.
Dan mempersiapkan amal terbaik adalah jawaban dari semuanya.
Saya yakin juga, tiap masing-masing manusia tahu bagaimana caranya.
Selamat berjuang mengumpulkan tabungan amal terbaik untuk kematian kelak.


Sumber lain:
https://muslim.or.id/5598-ingat-mati.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar