Rabu, 29 Juni 2016

Hikmah Embara Ramadhan 1437 H #18 : QS. Fatir

Saya akan menuliskan dua hikmah dari QS. Fatir, yaitu Janji Allah itu Pasti dan Yuk Bersafar.(Lihat ayat 5-8; 12; 27-28; 44) (untuk lebih jelas silakan baca terjemahan dan tafsir QS. Fatir yaa)(cek terj.1 dan terj.2)

Hikmah Pertama: Janji Allah itu Pasti

Tanpa perlu saya tuliskan jika kita muslim, dan kita benar-benar mengimani Allah, kita yakin bahwa janji Allah itu pasti. Tak perlu dikhawatirkan, tak perlu dirisaukan, janji Allah pasti terpenuhi pada waktu yang tepat pada tiap hambaNya.

Beberapa bukti bahwa janji Allah itu pasti hadir:
a. turunnya hujan di bumi yang tandus dan kering
b. zikir seorang hamba yang akan diterima
c. orang yang merencanakan kejahatan akan mendapat azab yang sangat keras dan rencana jahat mereka akan hancur. Rencana jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri, mereka hanyalah menunggu berlakunya ketentuan Allah.

Hikmah Kedua: Yuk Bersafar!
Dalam bahasa Arab, safar berarti menempuh perjalanan. Adapun secara syariat safar adalah meninggalkan tempat bermukim dengan niat menempuh perjalanan menuju suatu tempat. (Lisanul Arab, 6/277, Asy-Syarhul Mumti’, 4/490, Shahih Fiqhus Sunnah, 1/472) (sumber)
Safar memiliki kedudukan mulia dan sangat diperhatikan dalam Islam, sebab di dalamnya banyak terkait fadhilah-fadhilah dan hukum-hukum yang berkaitan dengan rukun Islam, seperti kebolehan shalat Qoshor dan Jama', pemberian zakat bagi musafir yang kehabisan bekal, kebolehan tidak berpuasa pada bulan Ramadlan, dan berbagai hukum perjalanan yang terkait dengan ibadah haji, kebolehan mengusap sepatu (al-khuf) saat wudlu' sebagai ganti dari membasuhnya, gugurnya kewajiban shalat Jum'at, dan kebolehan shalat di atas kendaraan. Dan diantara fadhilahnya lagi adalah, pada safar Allah U menjadikan do'a para musafir sebagai salah satu jenis do'a yang mustajab.

Aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu tidak dijalankan olehnya dengan semerta-merta. Tetapi, lebih dikarenakan adanya sebuah faktor motifasi yang menggerakkan langkah kakinya untuk mencapai sebuah harapan. Setidaknya, adanya nilai manfaat ataupun faidah itulah yang menjadi sebuah harapan yang diimpikan dan ingin ia gapai dipenghujung dari serangkaian aktifitasnya. Begitu juga safar atau perjalanan yang dilakukan oleh seseorang, tentu tidak bisa terlepas dari adanya motifasi manfaat dan faidah yang ingin diperoleh.

Dan sangat penting untuk diketahui, bahwa yang paling menonjol daripada fitrah manusia adalah kecendrungan untuk memperoleh/mendapatkan sebuah kemanfaatan bagi dirinya sendiri dari setiap aktifitas yang dijalaninya, dengan tanpa memandang status kemanfaatan tadi, apakah merupakan manfaat yang bersifat personal individual ataukah manfaat yang bersifat umum, yang sudah barang tentu juga mengakomodir dirinya dan orang lain. Bahkan tidak sebatas itu, setiap kebijakan hukum (tasyri') yang ditetapkan oleh Allah U adalah bertitik pusat pada aspek manfaat dengan kualifikasi kesempurnaannya serta keluasan kapasitasnya. Demikian kurang lebih pemaparan dari seorang pakar yang bernama Dr. M. Said Ramadhan al-Buthy.

Berikut ini beberapa manfaat serta faidah yang bisa didapatkan dari sebuah rangkaian aktifitas perjalanan, yang cukup membikin letih dan cemas para pengembara/musafir di tanah perantauannya:

1.Menghilangkan stress, kesusahan dari beragam jadwal aktifitas yang padat, dan juga problem-problem sehari-hari.
2.Nafkah dan biaya hidup, yang semakin hari tuntutan kebutuhan hidup semakin meningkat dan kompleks.
3.Ilmu, baik ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan lainnya yang merupakan makanan ruhani setiap individu serta menjadi sumber informasi bekal hidup di abad modern.
4.Akhlaq. Semakin luas pergaulan seseorang semakin tinggi wawasan yang ia peroleh tentang nilai moral dan etika kehidupan sosial. Dengan kata lain, dirinya tidak terbelakang dan tentunya tertuntut untuk sedapat mungkin agar bisa beradaptasi dengan teman pergaulannya, baik dalam bertingkah-laku, ucapan dan perbuatan.
5.Jaringan relasi yang luas, lebih-lebih dengan orang-orang yang terpandang dan mulia.
6.Kemuliaan dan keagungan. Dan tentunya bila perjalanan yang dijalani itu, didasari dengan niatan tulus dan ikhlas.

Bersafar berasal dari kata safar yang artinya perjalanan.
Kita familiar dengan kata 'travelling' atau jalan-jalan, seperti Yuk Travelling atau Yuk Jalan-jalan. 
Seperti pada penjelasan di atas, safar memiliki banyak manfaat, maka lakukanlah safar, karena di dalam safar ada lima faedah : menghilangkan kesumpekan dan mengais rezeki; mendapatkan ilmu,adab dan teman yang baik (Imam Asy Syafi)
 
Ajakan safar ini, bukan semata-mata tentang perjalanan, bukan hanya sekedar berkunjung ke suatu tempat, namun memiliki tujuan,  agar kita dapat mencari karuniaNya dan kemudian agar kita bersyukur atasNya.

Itulah yang seharusnya dilakukan setiap muslimin/muslimah, setiap melakukan apapun dalam hal ini bersafar, maka akan mengingatkan hamba pada Pencipta. Tadaburi, renungi, dan syukuri atas segala sesuatu di muka bumi ini sebagai penciptaanNya.

Ditulis oleh Annisa Cahyaningtyas di Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar