Senin, 13 Juni 2016

(Lanjutan) Tulisan Embara bulan Ramadhan 1437 H

Ada empat level dalam membaca al-Qur’an. Semuanya penuh berkah dan manfaat. Semakin tinggi level membaca seseorang, semakin besar manfaat yang diperoleh.

a.Tingkat Pertama: Mengucapkan al-Qur’an dengan Benar
Rasulullah SAW, para sahabatnya dan para ulama sangat memberikan perhatian yang besar terhadap bagaimana mengucapkan lafazh-lafazh al-Qur’an secara baik dan benar. Karena bentuk ideal transfer informasi adalah penyampaian redaksi secara tepat. Kesalahan pengucapan berakibat buruk pada proses transformasi informasi.
“Orang mahir membaca al-Qur’an, bersama dengan malaikat yang mulia dan berbakti. Sedangkan orang yang membaca al-Qur’an terbata-bata dan mengalami kesulitan (mengucapkannya) dia mendapatkan dua pahala.” (HR Muslim)

b.Tingkat Kedua, Membaca dengan Pemahaman

Allah menurunkan al-Qur’an kepada umat manusia bukan sekadar dibunyikan tanpa dipahami.Al-Qur’an adalah petunjuk. Dan al-Qur’an tidak akan menjadi petunjuk jika maknanya tidak dipahami.
Untuk memahami al-Qur’an tentu saja perlu mempelajari bahasanya. Bagi yang tidak mengetahui bahasa Arab, membaca terjemahan atau tafsir berbahasa Indonesia bisa dijadikan pengganti sebagai langkah darurat.

c.Tingkat Ketiga, Membaca dengan Tadabbur
Tadabbur berarti deep thinking, merenungi, memperhatikan secara mendalam, menggali hakikat yang tersimpan di balik kata-kata, dan menyingkap horizon di belakang makna.
Untuk mentadabburi ayat-ayat Allah diperlukan hati yang bersih dan pemikiran yang tajam. Hati yang dipenuhi oleh hawa nafsu tidak akan mampu melihat secara jernih, karena syahwat akan banyak berbicara dan mengendalikan hati.

d. Tingkat Keempat, Membaca dengan Khusyu’
Saya akan menuliskan secara terperinci alasan dibalik Tulisan Embara bulan Ramadhan 1437H. (Baca terlebih dahulu bagian 1)

Biasanya, memasuki bulan Ramadhan, orang-orang berlomba-lomba untuk membaca Al-Qur'an dan menargetkan untuk khatam dalam durasi 30 hari. Alhamdulilah menularkan energi positif. Kemudian, hal yang akan dilakukan orang-orang tersebut adalah memulai membaca Al-Qur'an dari juz 1 pada hari pertama, sehingga target tersebut tercapai.

Beda hal dengan saya tahun ini, saya berniat melanjutkan bacaan saya dan Alhamdulilah, masuk hari pertama puasa, bacaan saya dimulai dengan Surah Al-Kahfi. Sudah niat dari lama, saya ingin sekali mengetahui dan insyaAllah perlahan mengerti serta memahami terjemahaan dari yang saya baca, dimulai dari Surah Al-Kahfi. Hingga kelak saya mengetahui tafsir di balik bacaan tersebut dan perlahan mulai menghafal (insyaAllah).

Niat saya, tulisan Embara yang saya post adalah wujud hikmah berupa tulisan sudut pandang saya dari terjemahaan ayat-ayat dari tiap surah yang telah saya baca, dan itu berasal dari beberapa ayat tertentu saja. Saya ingin menulis yang berbeda. Semisal tulisan Embara dari QS.Al-Kahfi. Kebanyakan orang akan teringat tentang kisah pemuda yang terjebak di dalam gua jika kita bicara tentang QS.Al-Kahfi. Dan saya mengambil sudut pandang lain dari ayat QS.Al-Kahfi lainnya, yaitu ayat 65-82, yang menitikberatkan pada hikmah tentang kesabaran dan berprasangka baik.

Dan begitu seterusnya, tulisan embara saya bergulir ke Surah selanjutnya.

Tulisan ini tidak bermaksud menggurui atau niat negatif lainnya. Dengan tulus, tulisan ini saya tulis sebagai pengingat diri sendiri bermuasal dari hikmah.


Semoga menjadi ladang amal jikalau bermanfaat dan memberikan pandangan lebih baik untuk lainnya.Semoga Allah Swt meridhoi dan menjadi berkah untuk kita semua. Aamiin.
 
Yuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebarkan walau hanya satu ayat.
Semangat teman !


Salam,
Annisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar