Jumat, 10 Juni 2016

Embara bulan Ramadhan 1437 H #4 : QS. Al-Anbiya (Nabi-Nabi) - bagian dua

Surah Al Anbiya' (Nabi-Nabi): Surah ke-21. 112 ayat. Makkiyyah

Ayat 92-95: Agama Allah adalah satu yaitu Islam, dan sikap manusia terhadapnya.

Terjemah Surat Al Anbiya Ayat 92-95 

92. [18]Sungguh, (agama Tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu[19], dan Aku adalah Tuhanmu[20], maka sembahlah Aku.

93. [21]Tetapi mereka terpecah belah dalam urusan (agama) mereka di antara mereka[22]. Masing-masing (golongan itu semua) akan kembali kepada Kami[23].

94. Barang siapa mengerjakan amal saleh[24], dan dia beriman[25], maka usahanya tidak akan diingkari (disia-siakan)[26], dan sungguh, Kamilah yang mencatat untuknya[27].

95. Dan tidak mungkin bagi (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan, bahwa mereka tidak akan kembali (kepada Kami)[28].

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tafsir Al Anbiya Ayat 92-95

[18] Setelah Allah menyebutkan semua para nabi, Dia berfirman kepada semua manusia.

[19] Yani para rasul yang telah disebutkan adalah satu umat dengan kamu dan pemimpin kamu yang harus kamu ikuti dan kamu pakai petunjuknya, dan bahwa mereka berada di atas agama yang satu, yaitu agama tauhid atau Islam, di mana mereka semua sama-sama menyeru kepada tauhid (mengesakan Allah).

[20] Semua.

[21] Oleh karena Tuhan mereka hanya satu, agama yang diturunkan Allah itu adalah satu, yaitu agama tauhid (agama Islam), seruan para nabi adalah sama, maka seharusnya mereka berkumpul di atas agama yang satu itu (Islam) dan tidak berpecah belah. Akan tetapi kedengkian dan permusuhan menghendaki mereka berpecah belah.

[22] Masing-masing mereka menyangka bahwa merekalah yang benar sedangkan yang lain salah dan masing-masing bangga dengan kelompoknya. Padahal sudah maklum, bahwa yang benar di antara mereka adalah orang yang menempuh jalan yang lurus mengikuti para nabi, tidak sekedar pengakuan di lisan, dan kebenarannya akan nyata ketika yang tersembunyi menjadi nampak, yaitu ketika Allah mengumpulkan semua makhluk untuk diberikan keputusan. Ketika itulah, nampak siapa yang benar dan siapa yang dusta.

[23] Untuk diberikan balasan.

[24] Amal yang diperintahkan para rasul dan didorong oleh semua kitab.

[25] Kepada rukun iman yang enam.

[26] Bahkan Allah akan melipatgandakannya. Sebaliknya, barang siapa yang tidak beramal saleh atau beramal saleh namun tidak beriman, maka ia terhalang mendapatkan pahala dan rugi pada agama dan akhiratnya.

[27] Yakni dengan memerintahkan para malaikat hafazhah (penjaga manusia) untuk mencatatnya untuk diberikan balasan, di samping telah dicatat dalam Al Lauhul Mahfuzh.

[28] Ada pula yang mengartikan, bahwa mustahil bagi mereka kembali ke dunia setelah mereka mati. Yakni negeri-negeri yang telah dibinasakan tidak mungkin kembali ke dunia untuk mengerjakan perbuatan yang telah mereka lalaikan. Oleh karena itu, hendaknya manusia berhati-hati terhadap sebab yang dapat membinasakan mereka, di mana ketika tiba azab itu, mereka tidak mungkin menolaknya dan tidak mungkin mengerjakan amal saleh yang telah mereka tinggalkan.

(sumber: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-anbiya-ayat-87-95.html#more)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar