Kamis, 09 Juni 2016

Hikmah Embara Ramadhan 1437 H #1 : QS. Al-Kahfi (Gua)

Al Kahfi artinya Gua. 

Yang teringat pasti tentang kisah para pemuda yang terkurung dalam gua (untuk lebih jelas silakan baca terjemahan, tafsir, dan kisah pendamping lainnya tentang kisah para pemuda dalam gua tersebut) (cek terj.1 dan terj.2)

Namun, kesempatan kali ini, saya akan mengungkapkan hikmah dari sudut pandang saya pada ayat-ayat tertentu. Ayat yang saya pilih QS.Al Kahfi ayat 65-82. Inti hikmah ini adalah kesabaran dan berprasangka baik. Pelajaran yang diambil dari perjalanan Nabi Khidir dan Nabi Musa.

Peristiwa melubangi perahu bertuan baik, membunuh jiwa bersih, menegakkan dinding roboh di negeri kurang ramah, adalah tiga perkara yang membuat Nabi Musa tidak dapat bersabar dengan hal yang diperbuat Nabi Khidir dan berprasangka buruk akan ketiga hal tersebut. Dan semua terbantahkan.

Itulah yang sekiranya terjadi di lingkungan kita, bahkan terjadi pada diri saya sendiri. Kurang bersabar dan sangsi atas kuasa Allah.

Kita menilai hanya dari yang terlihat oleh kita, tapi tidak mengerti hal besar dibalik itu semua, rencana besar nan indah yang telah disiapkan Allah swt dibalik kejadian itu. Tidak pernah ada yang sia-sia tercipta olehNya. Karena setiap hal selalu memiliki hikmah besar. Bersabar dan berprasangka baik lah :)

Semisal, sewaktu kita kecil kita merengek minta dibelikan mainan model terbaru, tapi orang tua kita tidak mau membelikannya. Lantas kitapun ngambek. Kemudian kita terlupa walaupun masih menyimpan perasaan kesal.
Lalu tanpa kita sadar, tepat hari ulang tahun kita, kedua orang tua kita memberikan kado yang ternyata setelah dibuka berisi mainan model terbaru yang dulu kita sangat inginkan dan dibuat merengek hingga ngambek.

Atau contoh lain, yang dekat dengan saya. Usia matang memang masanya berbicara tentang jodoh. Semisal, kita menyukai seseorang, entah selanjutnya berproses dengan 'berpacaran' atau dengan 'ta'aruf dengan orang tersebut. Akhir perjalanan, orang yang kita sukai memilih orang lain atau orang tua tidak setuju ataupun karena alasan lain. Kemudian kita pasti marah, kesal, jengkel, dan emosi lainnya, entah ditujukan pada diri sendiri, orang yang kita sukai tersebut, orang tua kita, orang lain, bahkan pada Allah swt. Setelah waktu berjalan, kita pun menggenap dengan orang yang baru kita kenal, namun dengan orang baru ini kita bisa lebih bahagia dibandingkan orang di masa lalu. Kita pun berbahagia akan hal itu.

Itulah kesabaran dan berprasangka baik yang harus selalu kita lakukan. Hasilnya indah bukan. Bersabarlah karena Allah Maha Tahu. Berprasangka baiklah karena dan Allah Maha Perencana Terbaik. Dan yang paling utama, karena Allah Maha Segalanya.

Ditulis oleh Annisa Cahyaningtyas di Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar