Selasa, 21 Juni 2016

Hikmah Embara Ramadhan 1437 H #8 : QS. Al-Furqan

Al-Furqan memiliki arti Pembeda, dan karena pembeda itu mengelitik saya untuk mengambil hikmah tentang menjadi sederhana (Lihat ayat 7-16 dan ayat 19-20) (untuk lebih jelas silakan baca terjemahan dan tafsir QS.Al-Furqan yaa)(cek terj.1 dan terj.2)

Sebuah renungan
        “Ternyata sifat kita dengan Rasulullah itu beda sedikit.
        Rasulullah sedikit tidur, kita sedikit-sedikit tidur
        Rasulullah sedikit makan, kita sedikit-sedikit makan
        Rasulullah sedikit marah, kita sedikit-sedikit marah
        Rasulullah sedikit bergurau, kita sedikit-sedikit bergurau
        Rasulullah sedikit-sedikit beramal, kita sedikit amalnya,
        Semoga kita bisa mengejar perbedaan yang sedikit itu. Amin “
Pembeda yang akan saya kupas adalah perbedaan antara kita dan Rasulullah. Jelas kita berbeda, tapi sadarkah bila kita sebenarnya hanya beda sedikit dan nyaris sama, terkhusus sama-sama manusia biasa. Kuncinya agar bisa setidaknya hampir sama dengan beliau, Rasulullah Saw, adalah menjadi sederhana.

Kita punya suri tauladan hebat hlo, Rasulullah Saw, dan Allah memilih beliau dari kalangan manusia biasa seperti kita agar kita bisa mengikutinya.

Beliau dari kalangan manusia biasa bukan malaikat karena Allah Maha Adil dan Maha Tahu, bahwa Dia tau kalau diciptakan dari malaikat, kita tidak akan kesusahan bahkan tidak akan bisa mengikuti Rasulullah. Karena kita (manusia) dan malaikat berbeda jauh, malaikat selalu beribadah dan mengingatNya sedangkan kita ya begitulah masih banyak bolongnya.

Rasul pernah lalai, pernah ditegur dan dimarahi Allah, tapi beliau akan bertobat, memperbaiki diri dan tidak mengulanginya kembali, maka setiap do'a yang beliau panjatkan pasti diijabah Allah swt.

Lalu bagaimana dengan kita, manusia yang amat sangat biasa. Berkebalikan seratus delapan puluh derajat. Lalu kenapa kita harus marah-sedih-kecewa jika do'a kita tidak dikabulkan Allah Swt? Mau bagaimana lagi, kita hanya begini-begini saja atau 'stuck'.

Jadi, marilah menjadi sederhana. Selayaknya apa saja yang dikerjakan Rasulullah. Sewajarnya, tidak berlebihan karena hal yang berlebihan dibenci Allah Swt. Seimbangkan akhirat dan dunia, bukan berat sebelah.

Seperti kata orang Barat, "Less is more" (Kurang itu lebih)

Ditulis oleh Annisa Cahyaningtyas di Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar